Gardunesia.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan bahwa pangan lokal di Provinsi Aceh cukup berlimpah dan dapat dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan stunting.
Selain sumber bahan pangan melimpah, Aceh juga memiliki aneka jenis bahan tambang yang bisa digunakan dalam bentuk lain untuk memenuhi kecukupan gizi bagi anak-anak di Aceh.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa satu butir telur satu hari untuk anak-anak sudah cukup untuk memberi asupan protein hewani. Sumber protein hewani yang lain adalah ikan yang harganya sangat murah dan mudah didapatkan di Aceh.Begitu juga dengan daun kelor punya nilai gizi yang tinggi.
"Bahan pangan yang melimpah di Aceh ini bisa untuk mengatasi stunting,” kata Hasto melalui rilisnya, Kamis (12/1/2023).
Hasto optimistis Kota Lhokseumawe dan kabupaten/kota yang lain di Provinsi Aceh mampu mengatasi persoalan stunting dengan menggunakan sumber bahan pangan yang dimiliki.
Menurutnya, BKKBN memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digerakkan oleh Tim Penggerak PKK. Dashat ini, dilakukan pengolahan makanan bergizi yang bisa untuk menurunkan stunting di Aceh.
Adapun jelas Hasto, penyebab stunting di Kota Lhokseumawe bisa diketahui dari data-data yang dimiliki BKKBN berupa data keluarga berisiko stunting.
“Misalnya ketersediaan air bersih, rumah yang tidak layak huni. Ini juga bisa menyebabkan stunting. Kalau anaknya sakit diare dalam jangka waktu lama karena meminum air yang tidak layak minum, bisa menyebabkan stunting,” ungkap Hasto.
Menurut Hasto, perlu juga dilakukan pengaturan jarak waktu kehamilan dan pengaturan jumlah anak. Sebab, rentang waktu kehamilan bisa menyebabkan stunting. Demikian juga jumlah anak yang banyak dalam satu keluarga, juga menyebabkan stunting terkait dengan pola pengasuhan.